Posted on 30/11/2012 by Modal Holong
Typical Busbar
Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik.
Berdasarkan jenis isolasi busbar gardu induk dibagi menjadi:
- Gardu Induk SF6 Gardu induk ini sangat hemat tempat sebab menggunakan gas SF6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dan ditempatkan didalam suatu selubung besi. Sering disebut Gardu Induk SF6 atau disingkat GIS.
- Gardu Induk Konvensional Gardu Induk yang menggunakan udara menjadi isolasi antara bagian yang bertegangan dan dengan demikian memerlukan tempat yang cukup luas.
Berdasarkan busbar gardu induk dibagi menjadi :
- Gardu Induk dengan Sistem Ring Busbar Adalah gardu induk yang busbar berbentuk ring yaitu semua rel (busbar) yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti cincin (ring).
- Gardu Induk dengan Single Busbar Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.
- Gardu Induk dengan Double Busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Sistem ini sangat umum, hampir semua gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem.
- Gardu Induk dengan Satu Setengah (One half) Busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar menggunakan sistem ini karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri.
0.000000
0.000000
Filed under: Gardu Induk | Leave a comment »
Posted on 30/11/2012 by Modal Holong
Fungsi dan Pengertian Single Line Diagram Gardu Induk
Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal yang menjelaskan sistem kelistrikan pada gardu induk secara sederhana sehingga memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi dari setiap bagian peralatan instalasi yang terpasang, untuk operasi maupun pemeliharaan.
Bagan kutub tunggal di gambarkan dengan simbol-simbol yang mewakilkan bentuk dan fungsi setiap peralat yang tersedia seperti dijelaskan sbb:
0.000000
0.000000
Filed under: Gardu Induk | Leave a comment »
Posted on 30/11/2012 by Modal Holong
Agak melenceng dari topik sikit bah, bunga-bunga yang menarik perhatian beberapa negara di dunia termasuk indonesia. apa alasannya saya sendiri kurang jelas tahu,, hehehehe.
ini dia bunga-bunganya.
Argentina Anggrek Cattleya
Australia Bunga Jengger
Austria Edelweis
Belanda Tulip Oranye
Belgia Bunga Opium
Bermuda Rumput Mata Biru
Bolivia Bunga Inca Ajaib
Bulgaria Anggrek Cattleya
Cile Bunga Chili
China Poeny
Cekoslowakia Ros
Costarika Flor de San Sebastian
Denmark Inggris Suci
Ekuador Anggrek Putih
Etiopia Calla
Filliphina Melati Sampatiga
Finlandia Lily
Hongaria Tulip
India Teratai Biru
Indonesia Melati
Inggris Ros Tudor Merah
Iran Ros Merah
Irak Ros
Irlandia Daun Trio
Itali Ros dan Violet
Jepang Aprikot
Jerman Cornflower
Kanada Maple
Korea Ros Sharon
Kolombia Anggrek May
Kuba Lily Jahe
Laos Bunga Beras
Liberia Bunga Merica
Libia Bunga Delima
Luksembourg Ros
Malagasi Pohon Jalan
Malaysia Bunga Lonceng
Mesir Lily Air
Meksiko Anggrek
Monako Anyelir
Nepal Teratai Biru
Nikaragua Lily Jahe
Norwegia Bunga Semak Ungu
Panama Anggrek Dara
Paraguay Bunga Melati
Peru Bunga Inca Ajaib
Portugal Bunga Lavionda
Prancis Fleur de Iir Emas
Romawi Ros Anjing
San Marino Bunga hati
Selandia Baru Bunga Duri Ungu
Skotlandia Pakis Perak
Spanyol Bunga Delima
Srilanka Anggrek Wesak
Swedia Bunga Kembar
Swiss Edelweis
Turki Ros dan Tulip
Uruguay Bunga Caibo
Vatikan Lily Paskah
Venezuela Anggrek
Yaman Kopi Arabika
Yugoslavia Lily
Yunani Pinggul Beruang
0.000000
0.000000
Filed under: Uncategorized | Leave a comment »
Posted on 01/11/2012 by Modal Holong
Posted on 01/11/2012 by Modal Holong
Abstrak
Dalam tugas akhir ini disajikan suatu metode prosedural dalam memperoleh hasil paling bagus dalam rancangan sistem pembumian yang dapat mengefektifkan peluahan arus gangguan tanah dan arus petir dalam tanah. Sistem pembumian yang disajikan adalah beberapa batang elektroda pembumian yang ditancapkan pada dua lapisan tanah disusun secara paralel. Karena sifat merusak arus petir yang sangat tinggi maka perilaku sistem pembumian ketika terjadi petir menjadi penentu tingkat perlindungan yang diberikan oleh sistem pembumian tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan analisis prosedur dalam memprediksi perilaku transien dari beberapa batang elektroda pembumian yang ditancapkan pada dua lapisan tanah. Dalam analisis ini digunakan beberapa parameter yaitu kedalaman penancapan elektroda (h), panjang elektroda (l), jumlah elektroda batang (m), ketebalan tanah lapisan pertama (H) dan tahanan jenis tanah (ρ) tiap lapisan. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besar kecil tegangan dan impedansi transien elektroda pembumian tidak terlepas dari pengaruh kedalaman penancapan elektroda, panjang elektroda, jumlah elektroda paralel, ketebalan tanah lapisan pertama dan tahanan jenis tanah.
Selengkapnya di mitrosugendo@yahoo.co.id
0.000000
0.000000
Filed under: Bahan Kuliah | Tagged: elektroda, elektroda batang, jenis tanah, sistem pembumian | Leave a comment »